Tahap awal  perkembangan manusia diawali dengan peristiwa pertemuan/peleburan sel  sperma dengan sel ovum yang dikenal dengan peristiwa FERTILISASI.  Fertilisasi akan menghasilkan sel individu baru yang disebut dengan  zygote dan akan melakukan pembelahan diri/pembelahan sel (cleavage)  menuju pertumbuhan dan perkembangan menjadi embrio.
Proses Pembentukan Janin•  Spermatogenesis
Peralihan dari bakal sel kelamin yang aktif membelah  ke sperma yang masak serta menyangkut berbagai macam perubahan struktur  yang berlangsung secara berurutan. Spermatogenesis berlangsung pada  tubulus seminiferus dan diatur oleh hormone gonadtotropin dan  testosterone.
Tahap pembentukan spermatozoa dibagi atas tiga  tahap yaitu :
1. Spermatocytogenesis
Merupakan spermatogonia yang  mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosit primer.
- Spermatogonia:  Spermatogonia merupakan struktur primitif dan dapat melakukan  reproduksi (membelah) dengan cara mitosis. Spermatogonia ini mendapatkan  nutrisi dari sel-sel sertoli dan berkembang menjadi spermatosit primer.
- Spermatosit  Primer :Spermatosit primer mengandung kromosom diploid (2n) pada inti  selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan dua sel  anak, yaitu spermatosit sekunder.
 
2. Tahapan Meiois
Spermatosit  I (primer) menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan  segera mengalami meiosis I yang kemudian diikuti dengan meiosis II.
Sitokenesis  pada meiosis I dan II ternyata tidak membagi sel benih yang lengkap  terpisah, tapi masih berhubungan sesame lewat suatu jembatan  (Interceluler bridge). Dibandingkan dengan spermatosit I, spermatosit II  memiliki inti yang gelap.
3. Tahapan Spermiogenesis
Merupakan  transformasi spermatid menjadi spermatozoa yang meliputi 4 fase yaitu  fase golgi, fase tutup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir  berupa empat spermatozoa masak. Dua spermatozoa akan membawa kromosom  penentu jenis kelamin wanita “X”. Apabila salah satu dari spermatozoa  ini bersatu dengan ovum, maka pola sel somatik manusia yang 23 pasang  kromosom itu akan dipertahankan. Spermatozoa masak terdiri dari:
- Kepala  (caput), tidak hanya mengandung inti (nukleus) dengan kromosom dan  bahan genetiknya, tetapi juga ditutup oleh akrosom yang mengandung enzim  hialuronidase yang mempermudah fertilisasi ovum.
- Leher  (servix), menghubungkan kepala dengan badan.
- Badan (corpus),  bertanggungjawab untuk memproduksi tenaga yang dibutuhkan untuk  motilitas.
- Ekor (cauda), berfungsi untuk mendorong spermatozoa  masak ke dalam vas defern dan ductus ejakulotorius.
 
•  Oogenesis
Sel-Sel Kelamin Primordial
Sel-sel kelamin primordial  mula-mula terlihat di dalam ektoderm embrional dari saccus vitellinus,  dan mengadakan migrasi ke epitelium germinativum kira-kira pada minggu  ke 6 kehidupan intrauteri. Masing-masing sel kelamin primordial  (oogonium) dikelilingi oleh sel-sel pregranulosa yang melindungi dan  memberi nutrien oogonium dan secara bersama-sama membentuk folikel  primordial.
Folikel PrimordiaL
Folikel primordial mengadakan  migrasi ke stroma cortex ovarium dan folikel ini dihasilkan sebanyak  200.000. Sejumlah folikel primordial berupaya berkembang selama  kehidupan intrauteri dan selama masa kanak-kanak, tetapi tidak satupun  mencapai pemasakan. Pada waktu pubertas satu folikel dapat menyelesaikan  proses pemasakan dan disebut folikel de Graaf dimana didalamnya  terdapat sel kelamin yang disebut oosit primer.
Oosit Primer
Inti  (nukleus) oosit primer mengandung 23 pasang kromosom (2n). Satu pasang  kromosom merupakan kromosom yang menentukan jenis kelamin, dan disebut  kromosom XX. Kromosom-kromosom yang lain disebut autosom. Satu kromosom  terdiri dari dua kromatin. Kromatin membawa gen-gen yang disebut DNA.
Pembelahan  Meiosis Pertama
Meiosis terjadi di dalam ovarium ketika folikel de  Graaf mengalami pemasakan dan selesai sebelum terjadi ovulasi. Inti  oosit atau ovum membelah sehingga kromosom terpisah dan terbentuk dua  set yang masing-masing mengandung 23 kromosom. Satu set tetap lebih  besar dibanding yang lain karena mengandung seluruh sitoplasma, sel ini  disebut oosit sekunder. Sel yang lebih kecil disebut badan polar  pertama. Kadang-kadang badan polar primer ini dapat membelah diri dan  secara normal akan mengalami degenerasi. Pembelahan meiosis pertama ini  menyebabkan adanya kromosom haploid pada oosit sekunder dan badan polar  primer, juga terjadi pertukaran kromatid dan bahan genetiknya. Setiap  kromosom masih membawa satu kromatid tanpa pertukaran, tetapi satu  kromatid yang lain mengalami pertukaran dengan salah satu kromatid pada  kromosom yang lain (pasangannya). Dengan demikian kedua sel tersebut  mengandung jumlah kromosom yang sama, tetapi dengan bahan genetik yang  polanya berbeda.
- Oosit Sekunder
Pembelahan meiosis kedua  biasanya terjadi hanya apabila kepala spermatozoa menembus zona  pellucida oosit (ovum). Oosit sekunder membelah membentuk ovum masak dan  satu badan polar lagi, sehingga terbentuk dua atau tiga badan polar dan  satu ovum matur, semua mengandung bahan genetik yang berbeda. Ketiga  badan polar tersebut secara normal mengalami degenerasi. Ovum yang masak  yang telah mengalami fertilisasi mulai mengalami perkembangan  embrional.
- Fertilisasi
Keajaiban awal mula kehidupan diawali  dengan bertemunya sel sperma dan sel telur di saluran tuba. Hanya 1  sperma yang mampu memasuki sel telur dan membuahinya. Fertilisasi atau  pembuahan terjadi saat oosit sekunder yang mengandung ovum dibuahi oleh  sperma. Fertilisasi umumnya terjadi segera setelah oosit sekunder  memasuki oviduk. Namun, sebelum sperma dapat memasuki oosit sekunder,  pertama-tama sperma harus menembus berlapis-lapis sel granulosa yang  melekat di sisi luar oosit sekunder yang disebut korona radiata.  Kemudian, sperma juga harus menembus lapisan sesudah korona radiata,  yaitu zona pelusida. Zona pelusida merupakan lapisan di sebelah dalam  korona radiata, berupa glikoprotein yang membungkus oosit sekunder.  Sperma dapat menembus oosit sekunder karena baik sperma maupun oosit  sekunder saling mengeluarkan enzim dan atau senyawa tertentu,sehingga  terjadi aktivitas yang saling mendukung.
Pada sperma, bagian  kromosom mengeluarkan:
o Hialuronidase
Enzim yang dapat melarutkan  senyawa hialuronid pada korona radiata.
o Akrosin
Protease yang  dapat menghancurkan glikoprotein pada zona pelusida.
o Antifertilizin
Antigen  terhadap oosit sekunder sehingga sperma dapat melekat pada oosit  sekunder.
Oosit sekunder juga mengeluarkan senyawa tertentu,  yaitu fertilizin yang tersusun dari glikoprotein dengan fungsi :
-  Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
- Menarik sperma  secara kemotaksis positif.
- Mengumpulkan sperma di sekeliling oosit  sekunder.
Pada saat satu sperma menembus oosit sekunder, sel-sel  granulosit di bagian korteks oosit sekunder mengeluarkan senyawa  tertentu yang menyebabkan zona pelusida tidak dapat ditembus oleh sperma  lainnya. Adanya penetrasi sperma juga merangsang penyelesaian meiosis  II pada inti oosit sekunder , sehingga dari seluruh proses meiosis I  sampai penyelesaian meiosis II dihasilkan tiga badan polar dan satu ovum  yang disebut inti oosit sekunder.
Segera setelah sperma memasuki  oosit sekunder, inti (nukleus) pada kepala sperma akan membesar.  Sebaliknya, ekor sperma akan berdegenerasi. Kemudian, inti sperma yang  mengandung 23 kromosom (haploid) dengan ovum yang mengandung 23 kromosom  (haploid) akan bersatu menghasilkan zigot dengan 23 pasang kromosom  (2n) atau 46 kromosom.
Perkembangan  Janin di RahimPermulaan masa embriogenik
Embrio :
Tahapan  pertumbuhan dan perkembangan embrio dibedakan menjadi 2 tahap yaitu :
- Fase  Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup selama  masa embrio yang diawali dengan peristiwa fertilisasi sampai dengan  terbentuknya janin di dalam tubuh induk betina.
- Fase fertilisasi  adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan  menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage).  Zigot akan ditanam (diimplantasikan) pada endometrium uterus
- tahapan  fase embrionik yaitu :
 
a. Morula
- Hasil  pembelahan zygot tersebut berupa sekelompok sel yang sama besarnya  seperti buah arbei
- Morula adalah suatu bentukan sel sperti buah  arbei (bulat) akibat pembelahan sel terus menerus secara mitosis. Dan  keberadaan antara satu dengan sel yang lain adalah rapat.
- Morulasi  yaitu proses terbentuknya morula
 
b. Blastula
- Blastula  adalah bentukan lanjutan dari morula yang terus mengalami pembelahan.  bentuk ini kemudian disebut blastosit.
- Bentuk blastula ditandai  dengan mulai adanya perubahan sel dengan mengadakan pelekukan yang tidak  beraturan.
- Di dalam blastula terdapat cairan sel yang disebut  dengan Blastosoel yang dikeluarkan oleh tuba fallopii.
- Blastulasi  yaitu proses terbentuknya blastula.
- Pada stadium ini terbentuk  sel-sel yang membentuk dinding Blastula dan akan membentuk suatu simpai  yang disebut sebagai Trofoblast. Trofoblast mempunyai kemampuan  menghancurkan dan mencairkan jaringan menemukan lapisan Endometrium (  lapisan paling dalam dari Rahim ).
- Pembelahan hingga terbentuk  blastula ini terjadi di oviduk dan berlangsung selama 5 hari.  Selanjutnya blastula akan mengalir ke dalam uterus. Setelah memasuki  uterus, mula-mula blastosis terapung-apung di dalam lumen uteus.  Kemudian, 6-7 hari setelah fertilisasi embryo akan mengadakan pertautan  dengan dinding uterus untuk dapat berkembang ke tahap selanjutnya.  Peristiwa terpautnya antara embryo pada endometrium uterus disebut  implantasi atau nidasi. Implantasi ini telah lengkap pada 12 hari  setelah fertilisasi.
 
Blastosit terdiri dari sel-sel bagian  luar dan sel-sel bagian dalam.
Sel-sel bagian luar blastosit  merupakan sel-sel trofoblas yang akan membantu implantasi blastosit pada  uterus. Sel-sel trofoblas membentuk tonjolan-tonjolan ke arah  endometrium yang berfungsi sebagai kait. Sel-sel trofoblas juga  mensekresikan enzim proteolitik yang berfungsi untuk mencerna serta  mencairkan sel-sel endometrium. Cairan dan nutrien tersebut kemudian  dilepaskan dan ditranspor secara aktif oleh sel-sel trofoblas agar zigot  berkembang lebih lanjut. Kemudian, trofoblas beserta sel-sel lain di  bawahnya akan membelah (berproliferasi) dengan cepat membentuk plasenta  dan berbagai membran kehamilan. Berbagai macam membran kehamilan  berfungsi untuk membantu proses transportasi, respirasi, ekskresi dan  fungsi-fungsi penting lainnya selama embrio hidup dalam uterus. Selain  itu, adanya lapisan-lapisan membran melindungi embrio terhadap tekanan  mekanis dari luar, termasuk kekeringan.
c. Gastrula
- Gastrula  adalah bentukan lanjutan dari blastula yang pelekukan tubuhnya sudah  semakin nyata dan mempunyai lapisan dinding tubuh embrio serta rongga  tubuh.
- Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan  dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan  calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya  disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit  ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan  dengan dinding uterus).
- Gastrulasi yaitu proses pembentukan  gastrula.
 
Menurut Tenzer (2000:212) Setelah tahap blastula  selesai dilanjutkan dengan tahap gastrulasi. Gastrula berlangsung pada  hari ke 15. Tahap gastrula ini merupakan tahap atau stadium paling  kritis bagi embryo. Pada gastrulasi terjadi perkembangan embryo yang  dinamis karena terjadi perpindahan sel, perubahan bentuk sel dan  pengorganisasian embryo dalam suatu sistem sumbu. Kumpulan sel yang  semula terletak berjauhan, sekarang terletak cukup dekat untuk melakukan  interkasi yang bersifat merangsang dalam pembentukan sistem organ-organ  tbuh. Gastrulasi ini menghasilkan 3 lapisan lembaga yaitu laisan  endoderm di sebelah dalam, mesoderm disebelah tengah dan ectoderm di  sebelah luar.
Dalam proses gastrulasi disamping terus menerus terjadi  pembelahan dan perbanyakan sel, terjadi pula berbagai macam gerakan sel  di dalam usaha mengatur dan menyusun sesuai dengan bentuk dan susunan  tubuh individu dari spesies yang bersangkutan.
Tubulasi
Tubulasi  adalah pertumbuhan yang mengiringi pembentukan gastrula atau disebut  juga dengan pembumbungan. Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga  lapis benih ectoderm, mesoderm dan endoderm, menyusun diri sehingga  berupa bumbung, berongga. Yang tidak mengalami pembumbungan yaitu  notochord, tetapi masif. Mengiringi proses tubulasi terjadi proses  differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis benih, yang pada  pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk definitif.  Ketika tubulasi ectoderm saraf berlangsung, terjadi pula differensiasi  awal pada daerah-daerah bumbung itu, bagian depan tubuh menjadi  encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi medulla spinalis bagi  bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi differensiasi awal  saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung mesoderm  terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis  kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat  urogenitalia.
Organogenesis
Organogenesis yaitu proses  pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia).  Organ yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh  embrio pada fase gastrula.
Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan  berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen  (kulit), rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan  berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi  (testis dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti  ren.
c. Lapisan Endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat  pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat respirasi seperti pulmo.
Imbas  embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding tubuh embrio dalam  pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup.
Contohnya :
a.  Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi  dalam pembentukan kelopak mata.
Organogenesis atau morfogenesis  adalah embryo bentuk primitive yang berubah menjadi bentuk yang lebih  definitive dan memmiliki bentuk dan rupa yang spesifik dalam suatu  spesies. Organogensisi dimulai akhir minggu ke 3 dan berakhir pada akhir  minggu ke 8. Dengan berakhirnya organogenesis maka cirri-ciri eksternal  dan system organ utama sudah terbentuk yang selanjutnya embryo disebut  fetus (Amy Tenzer,dkk, 2000)
Pada periode pertumbuhan antara atau  transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh  embryo dari bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada  periode ini embryo akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies.  Pada periode pertumbuhan akhir, penyelesaian secara halus bentuk  definitive sehingga menjadi ciri suatu individu. Pada periode ini embryo  mengalami penyelesaian pertumbuhan jenis kelamin, watak (karakter fisik  dan psikis) serta wajah yang khusus bagi setiap individu. Organogenesis  pada bumbung-bumbung:
1. Bumbung epidermis
Menumbuhkan:
-  Lapisan epidermis kulit, dengan derivatnya yang bertekstur (susunan  kimia) tanduk: sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji.
-  Kelenjar-kelenjar kulit: kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar  ludah, kelenjar lender, kelenjar air mata.
- Lensa mata, alat telinga  dalam, indra bau dan indra peraba.
- Stomodeum menumbuhkan mulut,  dengan derivatnya seperti lapisan email gigi, kelenjar ludah dan indra  pengecap.
- Proctodeum menumbuhkan dubur bersama kelenjarnya yang  menghasilkan bau tajam.
- Lapisan enamel gigi.
2. Bumbung endoderm
-  Lapisan epitel seluruh saluran pencernaan mulai faring sampai rectum.
-  Kelenjar-kelenjar pencernaan misalnya hepar, pancreas, serta kelenjar  lender yang mengandung enzim dlam esophagus, gaster dan intestium.
-  Lapisan epitel paru atau insang.
- Kloaka yang menjadi muara ketiga  saluran: pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamin (ductus  genitalis).
- Lapisan epitel vagina, uretra, vesika urinaria dan  kelenjar-kelenjarnya.
3. Bumbung neural (saraf)
- Otak dan sumsum  tulang belakang.
- Saraf tepi otak dan punggung.
- Bagian  persyarafan indra, seperti mata, hidung dan kulit.
- Chromatophore  kulit dan alat-alat tubuh yang berpigment.
4. Bumbung mesoderm
-  Otot:lurik, polos dan jantung.
- Mesenkim yang dapat berdifferensiasi  menjadi berbagai macam sel dan jaringan.
- Gonad, saluran serta  kelenjar-kelenjarnya.
- Ginjal dan ureter.
- Lapisan otot dan  jaringan pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica  musclarismucosa dan serosa) berbagai saluran dalam tubh, seperti  pencernaan, kelamin, trakea, bronchi, dan pembuluh darah.
- Lapisan  rongga tubuh dan selaput-selaput berbagai alat: plera, pericardium,  peritoneum dan mesenterium.
- Jaringan ikat dalam alat-alat seperti  hati, pancreas, kelenjar buntu.
- Lapisan dentin, cementum dan  periodontum gigi, bersama pulpanya.
Pada minggu ke 5 embryo  berukuran 8 mm. Pada saat ini otak berkembang sangat cepat sehingga  kepala terlihat sangat besar. Pada minggu ke 6 embrio berukuran 13 mm.  Kepala masih lebih besar daripada badan yang sudah mulai lurus,  jari-jari mulai dibentuk. Pada minggu ke 7 embryo berukuran 18 mm, jari  tangan dan kaki mulai dibentuk, badan mulai memanjang dan lurus,  genetalia eksterna belum dapat dibedakan. Setelah tahap organogenesis  selesai yaitu pada akhir minggu ke 8 maka embrio akan disebut janin atau  fetus dengan ukuran 30 mm.
Pertumbuhan dan perkembangan manusia
Setelah  peristiwa fertilisasi, zygote akan berkembang menjadi embrio yang  sempurna dan embrio akan tertanam pada dinding uterus ibu. Hal ini  terjadi masa 6 – 12 hari setelah proses fertilisasi. Sel-sel embrio yang  sedang tumbuh mulai memproduksi hormon yang disebut dengan hCG atau  human chorionic gonadotropin, yaitu bahan yang terdeteksi oleh  kebanyakan tes kehamilan.
HCG membuat hormon keibuan untuk  mengganggu siklus menstruasi normal, membuat proses kehamilan jadi  berlanjut.
Janin akan mendapatkan nutrisi melalui plasenta/ari-ari.  Embrio dilindungi oleh selaput-selaput yaitu :
1. Amnion yaitu  selaput yang berhubungan langsung dengan embrio dan menghasilkan cairan  ketuban. Berfungsi untuk melindungi embrio dari guncangan.
2. Korion  yaitu selaput yang terdapat diluar amnion dan membentuk jonjot yang  menghubungkan dengan dinding utama uterus. Bagian dalamnya terdapat  pembuluh darah.
3. Alantois yaitu selaput terdapat di tali pusat  dengan jaringan epithel menghilang dan pembuluh darah tetap. Berfungsi  sebagai pengatur sirkulasi embrio dengan plasenta, mengangkut sari  makanan dan O2, termasuk zat sisa dan CO2.
4. Sacus vitelinus yaitu  selaput yang terletak diantara plasenta dan amnion. Merupakan tempat  munculnya pembuluhdarah yang pertama.
JaninJanin atau embryo adalah makhluk yang sedang  dalam tingkat tumbuh dalam kandungan. Kandungan itu berada dalam tubuh  induk atau diluar tubuh induk (dalam telur). Tumbuh adalah perubahan  dari bentuk sederhana dan muda sampai bentuk yang komplek atau dewasa  (Wildan yatim, 1990).
Sedangkan dalam Microsoft Encarta 2006  disebutkan bahwa janin merupakan suatu hewan bertulang belakang yang  belum lahir pada suatu fase dimana semua ciri struktural orang dewasa  sudah dapat dikenal, terutama keturunan manusia yang belum lahir setelah  delapan minggu pertumbuhan.
Tahapan perkembangan pada masa embrio
- Bulan  pertama : Sudah terbentuk organ-organ tubuh yang penting seperti  jantung yang berbentuk pipa, sistem saraf pusat (otak yang berupa  gumpalan darah) serta kulit. Embrio berukuran 0,6 cm.
- Bulan  kedua : Tangan dan kaki sudah terbentuk, alat kelamin bagian dalam,  tulang rawan (cartilago). Embrio berukuran 4 cm.
- Bulan ketiga :  Seluruh organ tubuh sudah lengkap terbentuk, termasuk organ kelamin  luar. Panjang embrio mencapai 7 cm dengan berat 20 gram.
- Bulan  keempat : Sudah disebut dengan janin dan janin mulai bergerak aktif.  Janin mencapai berat 100 gram dengan panjang 14 cm.
- Bulan kelima  : Janin akan lebih aktif bergerak, dapat memberikan respon terhadap  suara keras dan menendang. Alat kelamin janin sudah lebih nyata dan akan  terlihat bila dilakukan USG (Ultra Sonographi).
- Bulan keenam :  Janin sudah dapat bergerak lebih bebas dengan memutarkan badan (posisi)
- Bulan  ketujuh : Janin bergerak dengan posisi kepala ke arah liang vagina.
- Bulan  kedelapan : Janin semakin aktif bergerak dan menendang. Berat dan  panjang janin semakin bertambah, seperti panjang 35-40 cm dan berat 2500  – 3000 gram.
- Bulan kesembilan : Posisi kepala janin sudah  menghadap liang vagina. Bayi siap untuk dilahirkan.
 
2. Fase  Pasca Embrionik yaitu fase pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup  setelah masa embrio, terutama penyempurnaan alat-alat reproduksi setelah  dilahirkan. Pada fase ini pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi  biasanya hanya peningkatan ukuran bagian-bagian tubuh dari makhluk  hidup. Kecepatan pertumbuhan dari masing-masing makhluk hidup  berbeda-beda satu dengan yang lain. Setelah lahir disebut dengan nama  bayi dan memasuki masa neonatal.
Tahap perkembangan janin dimulai  pada bulan ke 3 sampai ke 10.
Pada 6 bulan terakhir perkembangan  manusia digunakan untuk meningkatkan ukuran dan mematangkan organ-organ  yang dibentuk pada 3 bulan pertama. Pada saat janin memasuki bulan ke 3,  panjangnya 40 mm. Janin sudah mempunyai sistem organ seperti yang  dipunyai oleh orang dewasa. Pada usia ini genitalnya belum dapat  dibedakan antara jantan dan betina dan tampak seperti betina serta  denyut jantung sudah dapat didengarkan. Pada bulan ke 4 ukuran janin 56  mm. Kepala masih dominan dibandingkan bagian badan, genitalia eksternal  nampak berbeda. Pada minggu ke 16 semua organ vital sudah terbentuk.  Pembesaran uterus sudah dapat dirasakan oleh ibu.
Pada bulan ke 5  ukuran janin 112 mm, sedangkan akhir bulan ke 5 ukuran fetus mencapai  160 mm. Muka nampak seperti manusia dan rambut mulai nampak diseluruh  tubuh (lanugo). Pada yang jantan testis mulai menempati tempat dimana ia  akan turun ke dalam skrotum. Gerakan janin sudah dapat dirasakan oleh  ibu. Paru-paru sudah selesai dibentuk tapi belum berfungsi.
Pada  bulan ke 6 ukuran tubuh sudah lebih proporsional tapi nampak kurus,  organ internal sudah pada posisi normal.
Pada bulan ke 7 janin  nampak kurus, keriput dan berwarna merah. Skrotum berkembang dan testis  mulai turun untuk masuk ke skrotum, hal ini selesai pada bulan ke 9.  system saraf berkembang sehingga cukup untuk mengatur pergerakan fetus,  jika dilahirkan 10% dapat bertahan hidup.
Pada bulan ke 8 testis  ada dalam skrotum dan tubuh mulai ditumbuhi lemak sehingga terlihat  halus dan berisi. Berat badan mulai naik jika dilahirkan 70% dapat  bertahan hidup.
Pada bulan ke 9, janin lebih banyak tertutup  lemak (vernix caseosa). Kuku mulai nampak pada ujung jari tangan dan  kaki.
Pada bulan ke 10, tubuh janin semakin besar maka ruang  gerak menjadi berkurang dan lanugo mulai menghilang. Percabangn paru  lengkap tapi tidak berfungsi sampai lahir. Induk mensuplai antibodi  plasenta mulai regresi dan pembuluh darah palsenta juga mulai regresi.
Karakteristik JaninProses  Terbentuknya janin laki-laki dan perempuan
Proses terbentuknya janin  laki-laki dan perempuan dimulai dari deferensiasai gonad. Awalnya sel  sperma yang berkromosom Y akan berdeferensiasi awal menjadi organ jantan  dan yang X menjadi organ betina. Deferensiasi lanjut kromosom Y  membentuk testis sedangkan kromosom X membentuk ovarium. Proses  deferensiasi menjadi testis dimulai dari degenerasi cortex dari gonad  dan medulla gonad membentuk tubulus semineferus. Di celah tubulus sel  mesenkim membentuk jaringan intertistial bersama sel leydig. Sel leydig  bersama dengan sel sertoli membentuk testosteron dan duktus muller tp  duktus muller berdegenerasi akibat adanya faktor anti duktus muller,  testosteron berdeferensiasi menjadi epididimis, vas deferent, vesikula  seminlis dan duktus mesonefros. Karena ada enzim 5 alfareduktase  testosteron berdeferensiasi menjadi dihidrotestosteron yang kemudian  pada epitel uretra terbentuk prostat dan bulbouretra. Selanjunya  mengalami pembengkakan dan terbentuk skrotum. Kemudian testis turun ke  pelvis terus menuju ke skrotum. Mula-mula testis berada di cekukan bakal  skrotum saat skrotum mkin lmamakin besar testis terpisah dari rongga  pelvis.
Sedangkan kromosom X yang telah mengalami deferensiasi  lanjut kemudian pit primer berdegenerasi membentuk medula yang terisi  mesenkim dan pembuluh darah, epitel germinal menebal membentuk sel  folikel yang berkembang menjadi folikel telur. Deferensiasi gonad jadi  ovarium terjadi setelah beberapa hari defrensiasi testis. Di sini cortex  tumbuh membina ovarium sedangkan medula menciut. PGH dari placenta  mendorong pertumbuhan sel induk menjadi oogonia, lalu berplorifrasi  menjadi oosit primer. Pada perempuan duktus mesonefros degenerasi. Saat  gonad yang berdeferensiasi menjadi ovarium turun smpai rongga pelvis  kemudian berpusing sekitar 450 letaknya menjadi melintang.
Penis dan  klitoris awalnya pertumbuhannya sama yaitu berupa invagina ectoderm.  Klitoris sebenarnya merupakan sebuh penis yang tidak berkembang secara  sempurna. Pada laki-laki evagina ectoderm berkembang bersama terbawanya  sinus urogenitalis dari cloaca.
Pengeluaran  BayiKelahiran bayi dibagi dalam beberapa tahap. Tahap  pertama, proses persiapan persalinan. Dalam tahap ini terjadi pembukaan  (dilatasi) mulut rahim sampai penuh. Selanjutnya, tahap kedua adalah  kelahiran bayi yang keluar dengan selamat. Tahap ketiga, pengeluaran  plasenta. Tahap berikutnya adalah observasi terhadap ibu selama satu jam  usai plasenta keluar. Tahapan yang pertama adalah kontraksi. Ini  biasanya fase paling lama. Pembukaan leher rahim (dilatasi) sampai 3 cm,  juga disertai penipisan (effasi). Hal ini bisa terjadi dalam waktu  beberapa hari, bahkan beberapa minggu, tanpa kontraksi berarti (kurang  dari satu menit). Tapi pada sebagian orang mungkin saja terjadi hanya  2-6 jam (atau juga sepanjang 24 jam) dengan kontraksi lebih jelas.  Setelah itu leher rahim akan semakin lebar.Umumnya fase ini lebih pendek  dari fase sebelumnya, berlangsung sekitar 2-3 jam. Kontraksi kuat  terjadi sekitar 1 menit, polanya lebih teratur dengan jarak 4-5 menit.  Leher rahim membuka sampai 7 cm.
Secara umum dan normal,  pembukaan leher rahim akan terus meningkat dengan kontraksi yang makin  kuat. Terjadi 2-3 menit sekali selama 1,5 menit dengan puncak kontraksi  sangat kuat, sehingga ibu merasa seolah-olah kontraksi terjadi  terus-menerus tanpa ada jeda. Pembukaan leher rahim dari 3 cm sampai 10  cm terjadi sangat singkat, sekitar 15 menit sampai 1 jam. Saat ini calon  ibu akan merasakan tekanan sangat kuat di bagian bawah punggung. Begitu  pula tekanan pada anus disertai dorongan untuk mengejan. Ibu pun akan  merasa panas dan berkeringat dingin. Posisi calon ibu saat melahirkan  turut membantu lancarnya persalinan. Posisi setengah duduk atau setengah  jongkok mungkin posisi terbaik karena posisi ini memanfaatkan gaya  berat dan menambah daya dorong ibu.
Pengeluaran PlasentaRasa lelah ibu adalah hal yang  tersisa ketika bayi sudah keluar, tapi tugas belum berakhir. Plasenta  yang selama ini menunjang bayi untuk hidup dalam rahim harus  dikeluarkan.
Mengerutnya rahim akan memisahkan plasenta dari dinding  rahim dan menggerakkannya turun ke bagian bawah rahim atau ke vagina.  Ibu hanya tinggal mendorongnya seperti halnya mengejan saat mengeluarkan  bayi. Hanya saja tenaga yang dikeluarkan tak sehebat proses pengeluaran  bayi. Apabila plasenta telah keluar, akan segera dijahit robekan atau  episiotomi sehingga kembali seperti semula.