Leukemia 
Pengertian
Menurut Ahmad Ramadi (1998) leukemia merupakan penyakit ganas, progresif  pada organ - organ  pembentukan darah yang ditandai dengan proliferasi  dan perkembangan leukosit serta pendahulunya secara abnormal di dalam  darah dan sumsum tulang belakang. Proliferasi sel leukosit yang  abnormal, ganas, sering disertai bentuk leukosit yang tidak abnormal,  jumlahnya berlebihan, dapat ,menyebabkan anemia, trombositopenia, dan  diakhiri dengan kematian (Mansjoer, 1999).
Menurut jenisnya, leukemia dapat dibagi atas leukemia mieloid dan  limfoid. Masing-masing ada yang akut dan kronik. Secara garis besar ,  pembagian leukemia adalah sebagai berikut  yaitu :
Leukemia limfoid :
Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)
Merupakan kanker  yang paling sering menyerang anak-anak dibawah umur 15  tahun, dengan puncak insidensi antara umur 3 sampai 4 tahun.
Manifestasi dari LLA adalah berupa proliferasi limpoblas abnormal dalam  sum-sum tulang dan tempat-tempat ekstramedular. Paling sering terjadi  pada laiki - laki dibandingkan perempuan,  LLA jarang terjadi (Smeltzer  dan Bare, 2001).
Gejala pertama biasanya terjadi karena sumsum tulang gagal menghasilkan  sel darah merah dalam jumlah yang memadai, yaitu berupa: lemah dan sesak  nafas, karena anemia (sel darah merah terlalu sedikit) infeksi dan  demam karena, berkurangnya jumlah sel darah putih perdarahan, karena  jumlah trombosit yang terlalu sedikit. (www.medicastore.com)
Manifestasi klinis :
- Hematopoesis normal terhambat
- Penurunan jumlah leukosit
- Penurunan sel darah merah
- Penurunan trombosit
Leukeumia Limfositik Kronik (LLK)
Leukemia Limfositik Kronik (LLK) ditandai dengan adanya sejumlah besar  limfosit (salah satu jenis sel darah putih) matang yang bersifat ganas  dan pembesaran kelenjar getah bening. Lebih dari 3/4 penderita berumur  lebih dari 60 tahun, dan 2-3 kali lebih sering  menyerang pria. Pada  awalnya penambahan jumlah limfosit matang yang  ganas  terjadi di  kelenjar getah bening. Kemudian menyebar ke hati dan  limpa, dan kedua  nya mulai membesar. Masuknya limfosit ini ke dalam sumsum tulang akan  menggeser sel-sel yang normal, sehingga terjadi anemia dan penurunan  jumlah sel darah putih dan trombosit di dalam darah. Kadar dan aktivitas  antibodi (protein untuk melawan infeksi) juga berkurang. Sistem  kekebalan yang biasanya melindungi tubuh terhadap serangan dari luar,  seringkali menjadi salah arah dan menghancurkan jaringan tubuh yang  normal. (www.medicastore.com)
Manifestasinya adalah :
- Adanya anemia
- Pembesaran nodus limfa
- Pembesaran organ abdomen
- Jumlah eritrosi dan trombosit mungkin normal atau menurun
- Terjadi penurunan jumlah limfosit (limfositopenia)
Leukemia Mieloid
Leukemia Mielositik akut (LMA)
Menurut Smeltzer dan Bare (2001), Leukemia akut ini mengenai sel stem  hematopoetik yang kelak berdiferensiasi ke sua sel mieloid;monosit,  granulosit, eritrosit, dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena ,  insidensi meningkat sesuai dengan bertambahnya usia. Merupakan leukemia  nonlimfositik yang paling sering terjadi.
Gambaran klinis LMA, antara lain yaitu ;terdapat peningkatan leukosit,   pembesaran pada limfe, rasa lelah, pucat, nafsu makan menurun, anemia,  ptekie, perdarahan , nyeri tulang, Infeksi
Leukemia Mielogenus Kronik (LMK)
Leukemia Mielositik (mieloid, mielogenous, granulositik, LMK) adalah  suatu penyakit dimana sebuah sel di dalam sumsum tulang berubah menjadi  ganas dan menghasilkan sejumlah besar granulosit (salah satu jenis sel  darah putih) yang abnormal (www.medicastore.com).
Dimasukkan kedalam keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak  terdapat sel normal dibaniding dalam bentuk akut, sehingga penyakit ini  lebih ringan, jarang menyerang individu di bawah umur 20 tahun, namun  insidensinya meningkat sesuai pertambahan umur.
Gambaran klinis LMK mirip dengan LMA, tetapi gejalanya lebih ringan  yaitu ; Pada stadium awal, LMK bisa tidak menimbulkan gejala. Tetapi  beberapa penderita bisa mengalami: kelelahan dan kelemahan, kehilangan  nafsu makan, penurunan berat badan, demam atau berkeringat dimalam hari,  perasaan penuh di perutnya (karena pembesaran limpa) (Smeltzer dan  Bare, 2001).
Etiologi
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) meskipun penyebab leukemia tidak  diketahui , presdiposisi genetik maupun faktor-faktor lingkungan  kelihatannya memainkan peranan.
Faktor lingkungan berupa paparan radiasi pergion dosis tinggi disertai  manifestasi leukemia yang timbul bertahun-tahun kemudian. Zat-zat kimia  (misalnya benzen, arsen, pestisida, kloramfenikol, fenilbutazone, dan  agen antineoplastil) dikaitkan dengan frkuensi yang meningkat khususnya  agen-agen alkil.
Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Virus menyebabkan beberapa leukemia pada binatang (misalnya kucing).  Virus HTLV-I (human T-cell lymphotropic virus type I), yang menyerupai  virus penyebab AIDS, diduga merupakan penyebab jenis leukemia yang  jarang terjadi pada manusia, yaitu leukemia sel-T dewasa.Pemaparan  terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya  benzena) dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya  leukemia. Orang yang memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya  sindroma Down dan sindroma Fanconi), juga lebih peka terhadap leukemia  (www. medicastore.com).
Patofisiologi
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan  kita  dengan infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai dengan perintah,  dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh kita. Lekemia  meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari  normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak  berfungsi seperti biasanya. Sel lekemia memblok produksi sel  darah  putih yang normal , merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel  lekemia juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk  sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen  pada jaringan (www.MayoClinic.com).
Menurut Smeltzer dan Bare (2001) analisa sitogenik menghasilkan banyak  pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan  leukemia,. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang  menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan  struktur, yang termasuk translokasi ini, dua atau lebih kromosom  mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap  menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah  putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan.  Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari  kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Penyusunan kembali kromosom  (translokasi kromosom) mengganggu pengendalian normal dari pembelahan  sel, sehingga sel membelah tak terkendali dan menjadi ganas. Pada  akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat  dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal. Kanker ini  juga bisa menyusup ke dalam organ lainnya, termasuk hati, limpa,  kelenjar getah bening, ginjal dan otak.(www. medicastore.com)
Pemeriksaan penunjang
Menurut Doengoes dkk  (1999) menyatakan bahwa pemeriksaan penunjang  mengenai leukemia adalah :
- Hitung darah lengkap menunjukkan normositik, anemia normositik.
- Hemoglobin : dapat kurang dari 10 g/100 ml
- Retikulosit : jumlah biasanya rendah
- Jumlah trombosit : mungkin sangat rendah (<50.000/mm)
- SDP : mungkin lebih dari 50.000/cm dengan peningkatan SDP yang imatur (mungkin menyimpang ke kiri). Mungkin ada sel blast leukemia.
- PT/PTT : memanjang
- LDH : mungkin meningkat
- Asam urat serum/urine : mungkin meningkat
- Muramidase serum (lisozim) : penigkatabn pada leukimia monositik akut dan mielomonositik.
- Copper serum : meningkat
- Zinc serum : meningkat
- Biopsi sumsum tulang : SDM abnormal biasanya lebih dari 50 % atau lebih dari SDP pada sumsum tulang. Sering 60% - 90% dari blast, dengan prekusor eritroid, sel matur, dan megakariositis menurun.
- Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan
Penatalaksanaan
Pengobatan  Leukemia Mielogenus Kronik
Sebagian besar pengobatan tidak menyembuhkan penyakit, tetapi hanya  memperlambat perkembangan penyakit. Pengobatan dianggap berhasil apabila  jumlah sel darah putih dapat diturunkan sampai kurang dari  50.000/mikroliter darah. Pengobatan yang terbaik sekalipun tidak bisa  menghancurkan semua sel leukemik. Satu-satunya kesempatan penyembuhan  adalah dengan pencangkokan sumsum tulang. Pencangkokan paling efektif  jika dilakukan pada stadium awal dan kurang efektif jika dilakukan pada  fase akselerasi atau krisis blast. Obat interferon alfa bisa menormalkan  kembali sumsum tulang dan menyebabkan remisi. Hidroksiurea per-oral  (ditelan) merupakan kemoterapi yang paling banyak digunakan untuk  penyakit ini. Busulfan juga efektif, tetapi karena memiliki efek samping  yang serius, maka pemakaiannya tidak boleh terlalu lama. Terapi  penyinaran untuk limpa kadang membantu mengurangi jumlah sel leukemik.  Kadang limpa harus diangkat melalui pembedahan (splenektomi) untuk:  mengurangi rasa tidak nyaman di perut, meningkatkan jumlah trombosit,  mengurangi kemungkinan dilakukannya tranfusi.
Leukemia Limfoblastik Akut :
Tujuan pengobatan adalah mencapai kesembuhan total dengan menghancurkan  sel-sel leukemik sehingga sel noramal bisa tumbuh kembali di dalam  sumsum tulang. Penderita yang menjalani kemoterapi perlu dirawat di  rumah sakit selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung kepada  respon yang ditunjukkan oleh sumsum tulang.
Sebelum sumsum tulang kembali berfungsi normal, penderita mungkin  memerlukan: transfusi sel darah merah untuk mengatasi anemia, transfusi  trombosit untuk mengatasi perdarahan, antibiotik untuk mengatasi  infeksi. Beberapa kombinasi dari obat kemoterapi sering digunakan dan  dosisnya diulang selama beberapa hari atau beberapa minggu. Suatu  kombinasi terdiri dari prednison per-oral (ditelan) dan dosis mingguan  dari vinkristin dengan antrasiklin atau asparaginase intravena. Untuk  mengatasi sel leukemik di otak, biasanya diberikan suntikan metotreksat  langsung ke dalam cairan spinal dan terapi penyinaran ke otak. Beberapa  minggu atau beberapa bulan setelah pengobatan awal yang intensif untuk  menghancurkan sel leukemik, diberikan pengobatan tambahan (kemoterapi  konsolidasi) untuk menghancurkan sisa-sisa sel leukemik. Pengobatan bisa  berlangsung selama 2-3 tahun. Sel-sel leukemik bisa kembali muncul,  seringkali di sumsum tulang, otak atau buah zakar. Pemunculan kembali  sel leukemik di sumsum tulang merupakan masalah yang sangat serius.  Penderita harus kembali menjalani kemoterapi. Pencangkokan sumsum tulang  menjanjikan kesempatan untuk sembuh pada penderita ini. Jika sel  leukemik kembali muncul di otak, maka obat kemoterapi disuntikkan ke  dalam cairan spinal sebanyak 1-2 kali/minggu. Pemunculan kembali sel  leukemik di buah zakar, biasanya diatasi dengan kemoterapi dan terapi  penyinaran.
Pengobatan Leukeumia Limfositik Kronik 
Leukemia limfositik kronik berkembang dengan lambat, sehingga banyak  penderita yang tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun sampai  jumlah limfosit sangat banyak, kelenjar getah bening membesar atau  terjadi penurunan jumlah eritrosit atau trombosit. Anemia diatasi dengan  transfusi darah dan suntikan eritropoietin (obat yang merangsang  pembentukan sel-sel darah merah). Jika jumlah trombosit sangat menurun,  diberikan transfusi trombosit. Infeksi diatasi dengan antibiotik.
Terapi penyinaran digunakan untuk memperkecil ukuran kelenjar getah  bening, hati atau limpa. Obat antikanker saja atau ditambah  kortikosteroid diberikan jika jumlah limfositnya sangat banyak.  Prednison dan kortikosteroid lainnya bisa menyebabkan perbaikan pada  penderita leukemia yang sudah menyebar. Tetapi respon ini biasanya  berlangsung singkat dan setelah pemakaian jangka panjang, kortikosteroid  menyebabkan beberapa efek samping. Leukemia sel B diobati dengan  alkylating agent, yang membunuh sel kanker dengan mempengaruhi DNAnya.  Leukemia sel berambut diobati dengan interferon alfa dan pentostatin.
http://askep-askeb.cz.cc/
------------------------------
 
