Related Post

blog ini berisi ribuan artikel kesehatan, askep, askeb, KTI, silahkan pakai kolom pencarian berikut:

DOWNLOAD KTI KEBIDANAN LENGKAP dokumen word-doc

sebelum anda download silahkan kunjungi halaman ini KLIK DISINI

DOWNLOAD KTI KEBIDANAN LENGKAP (dokumen word-doc) :
Berikut adalah Kumpulan KTI (Karya Tulis Ilmiah) Kebidanan sudah dalam bentuk dokumen Word (.doc). KTI ini akan terus saya tambah, silahkan anda KLIK JUDULnya untuk melihat dan DOWNLOAD:

  1. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MELAKSANAKAN ANTENATAL CARE DI BPS
  2. GAMBARAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB SUNTIK TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXYPROGESTERONE ASETAT (DMPA) DI RB
  3. HUBUNGAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN RUPTUR PERINEUM PERSALINAN NORMAL PADA PRIMIGRAVIDA (BAB I-IV)
  4. KTI005 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANEMIA DALAM KEHAMILAN DI BPS
  5. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEENGANAN AKSEPTOR KB UNTUK MENGGUNAKAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS
  6. KTI007 GAMBARAN IBU MELAKUKAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DI DESA
  7. GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  8. GAMBARAN PELAKSANAAN 7T PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  9. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV-AIDS DI SMU
  10. KARAKTERISTIK IBU YANG MENYAPIH ANAK DI BAWAH USIA SATU TAHUN DI WILAYAH KERJA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  11. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT IBU TERHADAP PEMAKAIAN KONTRASEPSI IMPLANT DI DESA
  12. PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II AKBID TENTANG PARTOGRAF
  13. GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU .... DI DESA
  14. ANALISA SENAM HAMIL PADA IBU HAMIL DI KELAS IBU DI POSYANDU
  15. KTI017 TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG KEHAMILAN FISIOLOGIS DI RB
  16. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 - 24 BULAN DI BPS
  17. KGAMBARAN AKSEPTOR KB METODE OPERATIF PRIA (MOP) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  18. GAMBARAN AKSEPTOR KB AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  19. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 – 24 BULAN DI BPS
  20. KARAKTERISTIK PASANGAN USIA SUBUR YANG TIDAK MENGIKUTI PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI DESA
  21. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP
  22. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG ALAT KONTRASEPSI KB SUNTIK DI KELURAHAN
  23. PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS
  24. PENATALAKSANAAN PIJAT BAYI OLEH DUKUN PADA BAYI USIA 1-7 BULAN DI DESA KTI KEBIDANAN.rar
  25. PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG TANDA-TANDA BAHAYA MASA NIFAS DI BPS
  26. KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT
  27. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS
  28. GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RSU (BABI-V)
  29. PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI KELURAHAN
  30. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DAMPAK ANAK YANG TIDAK MENDAPAT IMUNISASI POLIO DI PUSKESMAS
  31. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS SELAMA KEHAMILAN DI KLINIK BERSALIN
  32. GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI KELURAHAN
  33. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI USIA 10-19 TAHUN TENTANG KEBERSIHAN ALAT KELAMIN PADA SAAT MENSTRUASI DI DUSUN
  34. TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
  35. HUBUNGAN PENGETAHUAN TTTG ANEMIA DG KEPATUHAN IBU HAMIL MEMINUM TABLET ZAT BESI DI DESA
  36. CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA IBU NIFAS DI BPS WILAYAH KERJA
  37. GAMBARAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KTI KEBIDANAN
  38. GAMBARAN PELAKSANAAN KELAS IBU DI WILAYAH KERJA
  39. TINJAUAN PELAKSANAAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT BULAN SAMPAI 5 TAHUN DI PUSKESMAS
  40. TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG PERIKSA PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMU
  41. GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTRI TENTANG MENARCHE DI SMP NEGERI
  42. PENGETAHUAN TENTANG BAHAYA MEROKOK PADA SISWA KELAS II SMA NEGERI
  43. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG EMESIS GRAVIDARUM DI RB
  44. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG VITAMIN A DI POSYANDU XXXXXX WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  45. GAMBARAN PENGETAHUAN PRIMIPARA TERHADAP PERKEMBANGAN BAYI 0-1 TAHUN DI KELURAHAN
  46. GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS II TENTANG DIET SEIMBANG DI SMA NEGERI
  47. GAMBARAN PENYAPIHAN ANAK KURANG DARI 2 TAHUN DI DESA
  48. GAMBARAN RENDAHNYA CAKUPAN PENIMBANGAN BALITA DI POSYANDU
  49. GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI
  50. GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN IBU DALAM MENGHADAPI PERSALINAN, DI BPS
  51. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU YANG MEMPUNYAI BALITA (1-5 TAHUN) DI POSYANDU
  52. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG SENAM HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  53. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP KEPUTIHAN DI DESA
  54. GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TERHADAP RESIKO PERKAWINAN DINI PADA KEHAMILAN DAN PROSES PERSALINAN
  55. KARAKTERISITK AKSEPTOR KB POK (PIL ORAL KOMBINASI) DI KELURAHAN
  56. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  57. KARAKTERISTIK AKSEPTOR KB SUNTIK DI DESA XXXXX WILAYAH KERJA PUSKESMAS
  58. KARAKTERISTIK IBU BERSALIN DENGAN PARTUS LAMA DI RS
  59. KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN PRE-EKLAMSI DI RUMAH SAKIT UMUM
  60. KARAKTERISTIK IBU HAMIL YANG MENGKONSUMSI TABLET FE DI KELURAHAN
  61. KARAKTERISTIK IBU YANG MEMERIKSAKAN PAP SMEAR DI RUMAH SAKIT
  62. KEPATUHAN IBU HAMIL DALAM MENGKONSUMSI TABLET FE DI BPS
  63. PENATALAKSANAAN CARA MEMANDIKAN NEONATUS 0-7 HARI TERHADAP IBU NIFAS DI BPS
  64. PENATALAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA PROSES PERTOLONGAN PERSALINAN DI KLINIK
  65. PENGETAHUAN DAN APLIKASI MAHASISWI TINGKAT II AKBID XXXXXXXXX TENTANG PARTOGRAF
  66. PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERSIAPAN PERSALINAN DI BPS
  67. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG CARA MENYUSUI DI DESA
  68. PENGETAHUAN IBU MENYUSUI TENTANG PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI PADA BAYI 6 - 24 BULAN DI BPS
  69. PENGETAHUAN IBU PRIMIGRAVIDA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA KEHAMILAN
  70. PENGETAHUAN IBU TENTANG BIANG KERINGAT PADA BAYI 0-1 TAHUN DI BPS
  71. PENGETAHUAN REMAJA AWAL (11-13 TAHUN) TENTANG PENGERTIAN DAN PERUBAHAN FISIK PUBERTAS DI SMP
  72. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI KELAS III TENTANG SEKS SEKUNDER DI SMP
  73. PENGETAHUAN REMAJA PUTRI MASA PUBERTAS TENTANG DYSMENORE DI SMP
anda seorang blogger/pengelola web ingin mendapatkan source code daftar link diatas langsung copy paste ke dalam Edit HTML Blog anda atau daftar link diatas download langsung dari 4shared.com silahkan download KLIK DISINI

free counters
lihat artikel selengkapnya - DOWNLOAD KTI KEBIDANAN LENGKAP dokumen word-doc
------------------------------

DOWNLOAD KTI / SKRIPSI KEPERAWATAN LENGKAP dokumen word-doc

sebelum anda download silahkan kunjungi halaman ini KLIK DISINI
DOWNLOAD KTI / SKRIPSI KEPERAWATAN LENGKAP (dokumen word-doc) :
Berikut adalah Kumpulan KTI (Karya Tulis Ilmiah) Keperawatan sudah dalam bentuk dokumen Word (.doc). KTI ini akan terus saya tambah, silahkan anda KLIK JUDULnya untuk melihat dan DOWNLOAD:
  1. Dampak Prilaku Remaja Terhadap Penggunaan Minuman Keras
  2. Efektivitas Dalam Penanganan Nyeri Dismenorea Non Farmakologis Pada Remaja Putri Akper
  3. Faktor Risiko Pada Diabetes Mellitus di Rumah Sakit
  4. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Karies Gigi Pada Anak
  5. Gambaran Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Solusio Plasenta Di RS
  6. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Hidramnion Di Rumah Sakit
  7. Gambaran Karakteristik Pengetahuan Ibu Tentang ISPA Pada Anak Di Rumah Bersalin
  8. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pencapaian Tumbuh Kembang Balita 4-5 Tahun Di TK
  9. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Perawatan Payudara Selama Kehamilan di Desa
  10. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Postpartum di RB
  11. Gambaran Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Metode Amenorea Laktasi(MAL) Didesa
  12. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gejala-Gejala Fisik Pada Masa Menopause Di Desa
  13. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Gizi Seimbang pada kehamilan
  14. Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Campak Di Klinik Bersalin
  15. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Kebutuhan Gizi Pada Masa Menopause di Desa
  16. Gambaran Pengetahuan Pasca Natal Tentang Menyusui Yang Benar di Desa
  17. Gambaran Pengetahuan Perokok Aktif Tentang Penyakit Kanker Paru
  18. Gambaran Pengetahuan PUS Tentang Manfaat Pemeriksaan PAP Smear di Desa
  19. Gambaran Pengetahuan Remaja Tentang Obesitas Di SMP
  20. Gambaran Pengetahuan Tentang Seks Bebas Pada Mahasiswa yang Tinggal di Kost
  21. Gambaran Pengetahuan Wanita Umur 40-60 Tahun Tentang Menopause di Desa
  22. Karakteristik Balita Dengan Demam Kejang di Rumah Sakit
  23. Karakteristik Wanita Dengan Kanker Payudara Di Rumah Sakit
  24. Motivasi Remaja Dalam Melakukan Tindakan Sadari Sebagai Upaya Pencegahan Terjadinya Kanker Payudara
  25. Pelaksanaan Manajemen Keperawatan Terhadap Peningkatan Mutu Pelayanan Keperawatan di RS
  26. Peran Keluarga Pada Remaja Putri Dalam Memberikan Informasi Tentang Menstruasi di Desa
  27. Peran Perawat Dalam Melaksanakan Tindakan Imobilisasi Pada Pasien Caesarea di Rawat Inap RSU
  28. Prilaku Pasien Penderita Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Terapi Hemodialisa Di RSU
  29. Prilaku Sikap dan Tindakan Keluarga Tentang Pencegahan DBD di Wilayah Kerja Puskesmas
  30. Tindakan Keluarga Dalam Pencegahan Osteoporosis Pada Lansia di Dusun
  31. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Penanganan Asma Pada Anak di Desa
  32. Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Gizi Yang Dibutuhkan Tubuh Di Desa
  33. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Manfaat Mengkonsumsi Air Putih Bagi Kesehatan Tubuh Di Desa
  34. Tingkat Pengetahuan Masyarakat Tentang Penyakit Demam Berdarah Dengue (RDB) Di Puskesmas
  35. Analisa Senam Hamil Pada Ibu Hamil di Kelas Ibu Di Posyandu
  36. Analisis Perbedaan Berat Badan Sebelum Dan Sesudah Menggunakan KB Suntik Di BPS
  37. Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Ibu Nifas Di BPS Wilayah Kerja Puskesmas
  38. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Anemia Dalam Kehamilan Di BPS
  39. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Memilih Penolong Persalinan
  40. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keenganan Akseptor KB Untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD Di Puskesmas
  41. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Ibu Terhadap Pemakaian Kontrasepsi Implant Di Desa
  42. Gambaran Akseptor KB AKDR Di Wilayah Kerja Puskesmas
  43. Gambaran Akseptor KB Metode Operatif Pria (MOP) Di Wilayah Kerja Puskesmas
  44. Gambaran Ibu Melakukan Penyapihan Anak Kurang Dari 2 Tahun Di Desa
  45. Gambaran Indikasi Dan Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Seksio Sesarea Di Rumah Sakit Umum
  46. Gambaran Kejadian Diare Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
  47. Gambaran Pelaksanaan 7T Pada Ibu Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
  48. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) Tentang PAP Smear Di Kelurahan
  49. Gambaran Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas Di BPS
  50. Gambaran Pengetahuan Akseptor Kb Suntik Tentang Efek Samping Depo Medroxyprogesterone Asetat (DMPA) Di RB
  51. Gambaran Pengetahuan Bidan Tentang Asuhan Persalinan Kala I Di Bidan Praktek Swasta
  52. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri
  53. Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang HIV-AIDS Di SMU
  54. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum Di RB
  55. Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Selama Kehamilan Di Klinik Bersalin
  56. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Dampak Anak Yang Tidak Mendapat Imunisasi Polio Di Puskesmas
  57. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Vitamin A Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas
  58. Gambaran Pengetahuan Keluarga Tentang Depresi Pada Lansia Di Desa
  59. Gambaran Pengetahuan Petugas Kesehatan Tentang Mutu Pelayanan Kesehatan Di Puskesmas
  60. Gambaran Pengetahuan Primipara Terhadap Perkembangan Bayi 0-1 Tahun Di Kelurahan
  61. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Kelas II Tentang Diet Seimbang Di SMA Negeri
  62. Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Menarche Di SMP Negeri
  63. Gambaran Pengetahuan Tentang Perawatan Bayi Prematur Di RSU
  64. Gambaran Penyapihan Anak Kurang Dari 2 Tahun Di Desa
  65. Gambaran Rendahnya Cakupan Penimbangan Balita Di Posyandu
  66. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan Di BPS
  67. Gambaran Tingkat Pengetahuan Dan Tingkat Pendidikan Ibu Yang Mempunyai Balita (1-5 Tahun) Di Posyandu
  68. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Senam Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas
  69. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Keputihan Di Desa
  70. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Terhadap Resiko Perkawinan Dini Pada Kehamilan Dan Proses Persalinan
  71. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 10-19 Tahun Tentang Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi
  72. Hubungan Berat Badan Lahir Dengan Ruptur Perineum Persalinan Normal Pada Primigravida
  73. Hubungan Karakteristik Dan Pengetahuan Ibu Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi KB Di Kelurahan
  74. Hubungan Karakteristik Ibu Balita Dengan Tumbuh Kembang Balita Di Desa
  75. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pengetahuan Asupan Makanan Bergizi Di Desa
  76. Hubungan Karakteristik Ibu Hamil Dengan Pengetahuan Manfaat Tablet Zat Best Di Wilayah UPTD Puskesmas
  77. Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian ASI Di UPT Puskesmas
  78. Hubungan Karakteristik Ibu Menyusui Terhadap Pemberian MPASI Pada Bayi Usia 0-12 Bulan Di UPTD Puskesmas
  79. Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Best Di Desa
  80. Gambaran Pengetahuan Narapidana Tentang Dampak Penyalahgunaan Narkoba di Lapas
  81. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi
  82. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang ASI Terhadap Pemberian PASI Pada Bayi 0-6 Bulan
  83. Hubungan Usia Terhadap Perdarahan Postpartum Di RSUD
  84. Karakterisitk Akseptor KB POK (Pil Oral Kombinasi) Di Kelurahan
  85. Karakteristik Pelaksanaan Senam Lansia Pada Posyandu
  86. Karakteristik Akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Wilayah Kerja Puskesmas
  87. Karakteristik Akseptor KB Suntik Di Desa Wilayah Kerja Puskesmas
  88. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Partus Lama Di RS
  89. Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preeklamsi Di Rumah Sakit Umum
  90. Karakteristik Ibu Hamil Yang Melaksanakan Antenatal Care Di BPS
  91. Karakteristik Ibu Hamil Yang Mengkonsumsi Tablet Fe Di Kelurahan
  92. Karakteristik Ibu Yang Memeriksakan PAP Smear Di Rumah Sakit
  93. Karakteristik Ibu Yang Menyapih Anak Di Bawah Usia Satu Tahun Di Wilayah Kerja Wilayah Kerja
  94. Karakteristik Pasangan Usia Subur Yang Tidak Mengikuti Program Keluarga Berencana Di Desa
  95. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Fe Di BPS
  96. Penatalaksanaan Cara Memandikan Neonatus 0-7 Hari Terhadap Ibu Nifas Di BPS
  97. Penatalaksanaan Pencegahan Infeksi Pada Proses Pertolongan Persalinan Di Klinik
  98. Pengetahuan Dan Aplikasi Mahasiswi Tingkat II Akbid Tentang Partograf
  99. Pengetahuan Dan Sikap Ibu Primigravida Tentang Persiapan Persalinan Di BPS
  100. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care Di Puskesmas Ditinjau Dari Segi Umur, Pendidikan, Pekerjaan Dan Paritas
  101. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Alat Kontrasepsi KB Suntik Di Kelurahan
  102. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Cara Menyusui Di Desa
  103. Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Pemberian Makanan Pendamping Asi Pada Bayi 6 - 24 Bulan Di BPS
  104. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas Di BPS
  105. Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan
  106. Pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 Tahun Di BPS
  107. Pengetahuan Primipara Terhadap Perkembangan Bayi 0-1 Tahun Di Kelurahan
  108. Pengetahuan Remaja Awal (11-13 Tahun) Tentang Pengertian Dan Perubahan Fisik Pubertas Di SMP
  109. Pengetahuan Remaja Putri Kelas III Tentang Seks Sekunder Di SMP
  110. Pengetahuan Remaja Putri Masa Pubertas Tentang Dysmenore Di SMP
  111. Pengetahuan Tentang Bahaya Merokok Pada Siswa Kelas II SMA Negeri
  112. Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Kehamilan Fisiologis Di RB
  113. Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Periksa Payudara Sendiri (Sadari) Di SMU
  114. Tinjauan Pelaksanaan Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan Sampai 5 Tahun Di Puskesmas
  115. Faktor Resiko Kejadian ISPA Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas
  116. Faktor Risiko kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Tinjau Dari Pola Makan, Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Dan Penyakit Infeksi
  117. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian KEP Ringan Dan Sedang Di Puskesmas
  118. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Balita Di Puskesmas
  119. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Masyarakat Tentang Poskesdes
  120. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia Di RS
  121. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Persalinan Caesar Pasien Rawat Inap Di RS
  122. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Robekan Perineum Ibu Bersalin Di BPS
  123. Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Rendahnya Kunjungan Ibu Dalam Memeriksakan Kehamilannya Pada Trimester I
  124. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas
  125. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Ibu Balita Dalam Pemanfaatan Posyandu Di Desa
  126. Gambaran Pengetahuaan Kepala Keluarga Tentang Katarak Di Kelurahan
  127. Gambaran pengetahuan ibu hamil tentang gizi selama kehamilan di Kelurahan
  128. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kecemasan Dalam Menghadapi Persalinan di RSU
  129. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Metode Kanguru Pada Bayi Prematur di Klinik
  130. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Bayi Prematur di RSU
  131. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Pada Masa Nifas Tentang Mastitis
  132. Gambaran Pengetahuan Ibu Post Partum Tentang Mastitis di Klinik
  133. Gambaran pengetahuan Ibu tentang AKDR di Kelurahan
  134. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Infertilitas Di Desa
  135. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Menopause di Kelurahan
  136. Gambaran Pengetahuan Kepala Keluarga (Suami) Tentang Infertilitas Di Kelurahan
  137. Hubungan Sikap Ibu Terhadap Poskesdes, Tabulin Dan Dukungan Keluarga Dengan Pertolongan Persalinan Di Desa
  138. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Post Partum Dengan Pelaksanaan Ambulasi Dini Di RS
  139. Hubungan Antara Pelayanan Keperawatan Dengan Kepuasan Pasien Asma Rawat Inap
  140. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Pengisian Partograf Mahasiswa Akbid
  141. Hubungan Antara Prestasi Belajar Dengan Motivasi Belajar Mahasiswa D III Kebidanan
  142. Hubungan Antara Status Gizi Dan Faktor Lainnya Dengan Prestasi Belajar Siswa
  143. Hubungan Karakteristik Ibu Balita dengan Pengetahuan tentang Imunisasi Hepatitis B di Desa
  144. Hubungan Karakteristik Ibu Balita Dengan Status Gizi Balita Di Puskesmas
  145. Hubungan Karakteristik Ibu Dengan Kejadian Perdarahan Post Partum
  146. Hubungan Karakteristik Kader Dengan Keterampilan Pencatatan KMS Balita Di Posyandu
  147. Hubungan Karakteristik Kader Dengan Pengetahuan Tentang Tetanus Neonatorum Di Desa
  148. Hubungan Mobilisasi Dini Dengan Penurunan Tinggi Fundus Uteri Pada Ibu Nifas
  149. Hubungan Pengetahuan Dan Lama Kerja Bidan Dengan Pencapaian Cakupan K1 Dan K4 Dalam Pencatatan Dan Pelaporan Register Kohort
  150. Hubungan Pengetahuan Tentang Anemia Dengan Kepatuhan Ibu Hamil Meminum Tablet Zat Besi di Desa
  151. Hubungan Peran Bidan Dan Karakteristik Ibu Menyusui Dengan Pemberian ASI Eksklusif Di Puskesmas
  152. Karakteristik Ibu Bersalin Dengan Ekstraksi Vakum Di Klinik
  153. Karakteristik Ibu Dengan Abortus Inkompletus Di RSU
  154. Karakteristik Ibu Hamil Yang Mengalami Hiperemesis Gravidarum Di Rumah Sakit
  155. Pengaruh Pemberian Konseling Ibu Hamil Tentang Proses Persalinan Terhadap Kecemasan Ibu Menghadapi Persalinan
  156. Perbedaan Antara Berat Badan Bayi Umur 0-6 Bulan yang Diberi ASI Tanpa Susu Formula Dengan Diberi Susu Formula Tanpa ASI
  157. Perbedaan Fungsi Paru Pasien PPOK Yang Menggunakan Terapi Nebulizer Dengan Terapi Intravena Di Ruang RSUD
  158. Perbedaan Pengaruh Tindakan Suction ETT yang Dilakukan Selama 5 Detik dan 10 Detik Terhadap Perubahan Saturasi Oksigen Di Ruang ICU RSUD
  159. Perbedaan Tingkat Efektifitas Perawatan Luka Dengan Tehnik Dan Terbuka Terhadap Penyembuhan Luka Tali Pusat Bayi Baru Lahir
  160. Persepsi Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) Di Puskesmas
  161. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Imunisasi Hepatitis B Terhadap Cakupan Imunisasi Hepatitis B Pertama Pada Bayi 0 – 7 Hari
  162. Analisis Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu
  163. Analisis yang Berhubungan Dengan Perilaku Merokok Pada Remaja
  164. Faktor-faktor Internal Yang Berhubungan dengan Kesulitan Belajar Mahasiswa
  165. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Akseptor KB Dalam Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
  166. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Keberhasilan Pemberian Kolostrum Dalam Dalam Rawat Gabung
  167. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil
  168. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Asfiksia
  169. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR
  170. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR-2
  171. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kejadian Hiperemesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
  172. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar
  173. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Bidan
  174. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Kunjungan Pertama Ibu Hamil (K1) di Poskesdes
  175. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan pelaksanaan ASI Eksklusif
  176. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Tentang Menopause
  177. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Remaja Tentang Seks Bebas
  178. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Peran Kader Dalam Meningkatkan Pencapaian Usaha Perbaikan Gizi
  179. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Persepsi Ibu Terhadap Pemberian ASI eksklusif
  180. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Rendahnya Cakupan K4
  181. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Sikap Remaja Puteri Terhadap Flour Albus
  182. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Balita
  183. Faktor-faktor yang Berhubungan Dengan Timbulnya Gejala Osteoporosis Pada Ibu Menopause
  184. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketidakmauan Akseptor KB Untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
  185. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kunjungan KN2 ke Posyandu
  186. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu Terhadap Kunjungan ke Posyandu
  187. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Ibu Terhadap Pemakaian Kontrasepsi Implant
  188. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Ibu Dalam Penatalaksanaan Pencegahan Bayi Hipotermi
  189. Gambaran Karakteristik Akseptor KB Suntik
  190. Gambaran Karakteristik Ibu Hamil Dengan Preeklamsia
  191. Gambaran Karakteristik Ibu yang Menyapih Bayinya di Bawah Usia Satu Tahun
  192. Gambaran Pelaksanaan “7T” Pada Ibu Hamil
  193. Gambaran Pemberian ASI Dini dan Faktor–faktor yang Berhubungan Dengan Pemberian ASI Dini
  194. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Antenatal Care
  195. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum
  196. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Persiapan Persalinan di BPS
  197. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Tentang Emesis Gravidarum
  198. Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Inisaisi Menyusui Dini
  199. Gambaran Pengetahuan Ibu Inpartu Tentang Proses Persalinan Fisiologi Kala II
  200. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Tanda-Tanda Bahaya Masa Nifas
  201. Gambaran Pengetahuan Ibu Primigravida Tentang Perubahan Fisiologis Pada Masa Kehamilan
  202. Gambaran pengetahuan Ibu Tentang Biang Keringat Pada Bayi 0-1 tahun
  203. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi Umur 0-6 bulan
  204. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi Umur 6-12 Bulan
  205. Gambaran Pengetahuan Ibu Tentang Pemenuhan Gizi Pada Anak Retardasi Mental
  206. Gambaran Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara
  207. Gambaran Pengetahuan PUS tentang Alat Kontrasepsi IUD
  208. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia 35 – 55 Tahun Tentang Kanker Serviks
  209. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Reproduksi Sehat Tentang Kontrasepsi Hormonal
  210. Gambaran Sikap Wanita Dalam Menghadapi Perubahan Fisik Pada Masa Premenaopause
  211. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Dalam Menghadapi Persalinan
  212. Gambaran Tingkat Kecemasan Ibu Inpartu Dalam Menghadapi Proses Persalinan
  213. Gambaran Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Menarche di SLTPN
  214. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Senam Pasca Persalinan
  215. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi yang Tepat
  216. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Efek Samping Imunisasi DPT I
  217. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi
  218. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Dalam Menggunakan Cairan Pembersih Genetalia
  219. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Pendidikan Seksual di SMA
  220. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 10-19 Tahun Tentang Kebersihan Alat Kelamin Pada Saat Menstruasi
  221. Hubungan Antara BBLR Dengan Terjadinya Asfiksia
  222. Hubungan Antara Jenis Persalinan Dengan Kejadian Asfiksia
  223. Hubungan Antara Pendampingan Suami Pada Saat Persalinan Dengan Kelancaran Proses Persalinan Kala I (proposal)
  224. Hubungan Antara Pengetahuan Akseptor KB Pil Dengan Kepatuhan Akseptor Dalam Mengkomsumsi Pil KB
  225. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Dengan Pemberian ASI Eksklusif
  226. Hubungan Antara Rooming In Dengan Kemandirian Ibu Dalam Menyusui Bayinya (proposal)
  227. Analisis Beberapa Faktor Risiko Terjadinya Diabetes Mellitus Pada RSUD
  228. Beberapa Faktor Risiko Kematian Perinatal di wilayah Kerja Puskesmas
  229. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Puskesmas
  230. Faktor Risiko Kejadian Diabetes Melitus di Rumah Sakit Umum Daerah
  231. Faktor Risiko kejadian Gizi Kurang Pada Balita Di Tinjau Dari Pola Makan, Tingkat Pengetahuan Gizi Ibu Dan Penyakit Infeksi
  232. Faktor Risiko Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada Balita
  233. Faktor Risiko Kematian Perinatal di wilayah Kerja Puskesmas
  234. Faktor risiko terhadap kejadian diabetes mellitus di RSUD
  235. Faktor Risiko Terjadinya Stroke Pada Pasien Rawat Jalan
  236. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Hipertensi Di Poliklinik Lembaga Pemasyarakatan
  237. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
  238. Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Kanker Serviks
  239. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil
  240. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian TBC-Paru
  241. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pencapaian Target Cakupan Imunisasi HB 0 – 7 Hari di Puskesmas
  242. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi pada Balita di Desa
  243. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Kecemasan pada Lanjut Usia
  244. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Kecemasan Pada Lanjut Usia di Panti Wredha
  245. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebiasaan Mengonsumsi Makanan Fast Food pada Mahasiswa
  246. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keenganan Akseptor KB Untuk Menggunakan Alat Kontrasepsi IUD di Puskesmas
  247. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka pada Pasien Post Sectio Caesarea
  248. Gambaran Faktor-faktor Penyebab Rupture Perineum pada Ibu Bersalin
  249. Gambaran Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Obat Tradisional Bagi Ibu Nifas di BPS
  250. Gambaran Pelaksanaan Pemberian ASI dalam Rawat Gabung Rawat Gabung di RB
  251. Hubungan Peran Keluarga Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Perawatan Lanjut Usia dengan Stroke
  252. Gambaran pengetahuan dan sikap Bidan pada Pemanfaatan Kantong Taksiran Persalinan di Wilayah Kerja Puskesmas
  253. Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Mengenai Personal Hygiene Terhadap Keputihan
  254. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Perawatan Tali Pusat Pada Bayi Baru Lahir
  255. Gambaran Pengetahuan mahasiswa tingkat III Akademi Kebidanan tentang Inisiasi Menyusui Dini
  256. Gambaran Pengetahuan Mahasiswi Kebidanan Tingkat 3 tentang Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
  257. Gambaran Pengetahuan Wanita Usia Subur (WUS) tentang PAP Smear di Kelurahan Puskesmas
  258. Gambaran Perilaku Ibu Hamil Primigravida Trimester III dalam Memeriksakan Kehamilan (ANC)
  259. Gambaran Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Menarche
  260. Hubungan antara Karakteristik dan Sikap Ibu Balita dengan Pemberian Imunisasi Campak di Puskesmas
  261. Hubungan Antara Karakteristik dan Sikap Ibu Balita dengan Pemberian Imunisasi Campak di Wilayah
  262. Hubungan antara Kebiasaan Merokok dengan Kejadian Hipertensi pada Pasien di RSUD
  263. Hubungan antara Pekerjaan dan Paritas dengan Kejadian Ketuban Pecah Sebelum Waktunya pada Ibu Bersalin
  264. Hubungan antara Penambahan Berat Badan Ibu Selama Hamil dengan Berat Badan Bayi Lahir
  265. Hubungan antara Pendidikan, Pengetahuan dan Pendapatan Keluarga dg Pemberian Imunisasi Dasar Pada Bayi di RB
  266. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Tentang Kehamilan Pada Remaja di SMAN
  267. Hubungan antara Pengetahuan Gizi Ibu Tingkat Konsumsi Energi dan Status Gizi Balita di Desa
  268. Hubungan antara Pengetahuan Ibu Tentang Diare dengan Kejadian Diare pada Balita yang dirawat di RS
  269. Tinjauan Terhadap Kelengkapan Tanda Tangan Dokter Terkait Penyelesaian Klaim Asuransi Kesehatan Guna Meningkatkan Mutu Pelayanan di RS
  270. Tinjauan Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Akseptor KB Terhadap Pemilihan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di wilayah kerja Puskesmas
  271. Pelaksanaan Pemberian ASI dalam Rawat Gabung di RB
  272. Studi Persepsi Ibu Hamil pada Pelayanan Antenatal Care (ANC) di Puskesmas
  273. Perbedaan Prevalensi Penyakit Diare pada Bayi dengan Asi Eksklusif dan Tidak Eksklusif di Puskesmas
  274. Perbedaan Efektifitas Diet dengan Nutrisi Herbalife dan Exercise dalam Menurunkan Berat Badan
  275. Perbandingan Pelayanan Persalinan antara Puskesmas dengan Klinik Bersalin
  276. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Persiapan Persalinan dan Penanganan Komplikasi di Desa
  277. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Kehamilan Resiko Tinggi di Puskesmas
  278. Pengetahuan Ibu hamil tentang Inisiasi Menyusu Dini di wilayah kerja puskesmas
  279. Pengembangan Soal-soal Pilihan Ganda pada Proses Evaluasi dalam Peningkatan Hasil Belajar Mahasiswa pada Pokok Bahasan Konsep Kebidanan
  280. Pengembangan Sistem Informasi Perencanaan Tenaga Kesehatan Berdasarkan Perhitungan Beban Kerja di Puskesmas pada Dinas Kesehatan
  281. Pengaruh Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Persalinan Ibu Inpartu Fase Aktif di BPS
  282. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Terhadap Kemampuan Ibu Menstimulasi Perkembangan Anak Usia 0-12 bulan
  283. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan terhadap Kemampuan Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI (Umur 6-24 Bulan)
  284. Pengaruh Penyuluhan ASI Eksklusif Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil
  285. Pengaruh Penatalaksanaan Inisiasi Menyusui Dini Terhadap Waktu Pengeluaran ASI pada Ibu Postpartum di RSUD
  286. Pengaruh Pelaksanaan Komunikasi Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat Kecemasan Keluarga
  287. Pengaruh Inisiasi Menyusu Dini Terhadap Perdarahan Post Partum
  288. Pengaruh Bermain pada Anak Usia 2-5 Tahun Terhadap Penurunan Dampak Hospitalisasi di Ruang Perawatan Anak
  289. Karakteristik Ibu Hamil Dalam Pemanfaatan Layanan Antenatal di Kelurahan
  290. Hubungan Prematuritas dengan Kejadian Asfiksia di RSUD
  291. Hubungan Perilaku Masyarakat dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD)
  292. Hubungan Pengetahuan tentang Tuberculosis Paru dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberculosis Paru di Puskesmas
  293. Hubungan Pengetahuan Ibu tentang ASI terhadap Pemberian PASI pada Bayi 0-6 Bulan di Wilayah Puskesmas
  294. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Ibu Menyusui di Wilayah Puskesmas
  295. Hubungan Pengetahuan dengan Tingkat Kepatuhan Diet pada Pasien Gagal Ginjal yang Berobat di RSUP
  296. Hubungan Pengetahuan dengan Kepatuhan Pasien Melaksanakan Range Of Motion Exercise (ROM)
  297. Hubungan Pengembangan Desa Siaga dengan Peningkatan Motivasi Masyarakat Desa dalam Melaksanakan PHBS
  298. Hubungan Mobilisasi Dini Ibu Post Sectio Caesaria dengan Penyembuhan Luka Operasi di Ruang Nifas RSUD
  299. Hubungan antara Umur, Pendidikan Orang Tua, Psikologis, Sumber Informasi, Peran Teman Sebaya dengan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Seks Sekunder
  300. Pengaruh Penatalaksanaan IMD Terhadap Waktu Pengeluaran ASI pada Ibu postpartum di RSUD
  1. GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN BAYI PREMATUR DI RSU
  2. GAMBARAN PENGETAHUAN KLIEN TENTANG GASTRITIS DI RSU ...... TAHUN 2009.
  3. HUBUNGAN PENGETAHUAN-PENDIDIKAN IBU DG PENINGKATAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TH
  4. HUBUNGAN PERAN KADER POSYANDU DENGAN CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI PUSKESMAS
  5. HUBUNGAN PERILAKU MAKAN DG KEJADIAN APENDISITIS PADA PASIEN APENDIKS DI RUANG BEDAH RSUD
  6. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II (NIDDM)
  7. ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN POST OP APENDISITIS
  8. HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DG INTENSITAS NYERI DADA PD PASIEN MCI DI R.JANTUNG ICU RSUD
  9. ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN “M” DENGAN GANGGUAN SISTEM UROGENITALIA – UROLITHIASIS
  10. ASKEP PD KLIEN Ny. N DG POST PARTUM SECTIO CAESAREA DG INDIKASI LETAK LINTANG DI R.NIFAS
  11. FAKTOR–FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA REUMATIK PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL
  12. HUBUNGAN PENGETAHUAN-PENDIDIKAN IBU DG PENINGKATAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TH
  13. GAMBARAN PEMANFAATAN PELAYANAN PUSKESMAS
  14. HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT DENGAN PENGELOLAAN SAMPAH
  15. HUBUNGAN PENERAPAN ASPEK SPIRITUALITAS PERAWAT DG PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL DI RS
  16. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN. S DENGAN MASALAH KB DI DESA (askep komunitas)
  17. HUBUNGAN OBESITAS DAN POLA MAKAN DG KEJADIAN DIABETES MELLITUS PADA USIA LANJUT DI RSUD
  18. ASKEP PADA TN. “A” DG GANGGUAN KARDIOVASKULER INFARK MIOKARD AKUT DI RUANG ICUICCU
  19. ASKEP PADA KLIEN NY. S DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER IMA (ASKEP KOMUNITAS)
  20. ASKEP PD KLIEN AN. H DG GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN DEMAM TYPHOID DI RUANG PERAWATAN ANAK
  21. ASKEP PADA Ny. K DENGAN POST PARTUM INDIKASI EPISIOTOMI DI RUANG NIFAS RUMAH BERSALIN
  22. ASKEP PADA KLIEN TN. S DGGANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS AKUT DI RUANG PERAWATAN



free counters
lihat artikel selengkapnya - DOWNLOAD KTI / SKRIPSI KEPERAWATAN LENGKAP dokumen word-doc
------------------------------

Cara Pakai Spermisida

Cara Pakai Spermisida

Spermisida merupakan alat kontrasepsi sederhana yang mengandung zat kimia untuk membunuh sperma, dimasukkan ke dalam vagina sebelum melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida dapat digunakan sendiri. Namun demikian, akan jauh lebih efektif bila dikombinasikan dengan alat kontrasepsi lain seperti kondom, diafragma, cervical caps ataupun spons. Bentuk spermisida bermacam-macam, antara lain: aerosol (busa), krim dan jeli, vaginal contraceptive film/tissue, maupun suppositoria.


Contraceptive Technology menyatakan bahwa angka kegagalan dari alat kontrasepsi spermisida ini 18 persen per tahun apabila digunakan dengan benar dan konsisten dan 29 persen apabila digunakan tidak sesuai petunjuk dan kurang berkesinambungan.


Petunjuk Umum



  1. Sebagai alat kontrasepsi, spermisida harus diaplikasikan dengan benar sebelum melakukan hubungan seksual.

  2. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum mengisi aplikator (busa atau krim) dan insersi spermisida.

  3. Jarak tunggu 10-15 menit pasca insersi spermisida sebelum melakukan hubungan seksual. Kecuali bentuk spermisida aerosol (busa), tidak memerlukan waktu tunggu karena langsung larut dan bekerja aktif.

  4. Perhatikan petunjuk pemakaian spermisida, baik cara pemakaian maupun penyimpanan dari setiap produk (misal: kocok terlebih dahulu sebelum diisi ke dalam aplikator).

  5. Ulangi pemberian spermisida, bila dalam 1-2 jam pasca insersi belum terjadi senggama atau perlu spermisida tambahan bila senggama dilanjutkan berulang kali.

  6. Menempatkan spermisida jauh ke dalam vagina agar kanalis servikalis tertutup secara keseluruhan.


Di bawah ini merupakan cara pemakaian alat kontrasepsi spermisida sesuai dengan bentuknya:


Aerosol (busa)


Gambar spermisida bentuk busa/aerosol


Cara pemakaian:

Sebelum digunakan, kocok tempat aerosol 20-30 menit. Tempatkan kontainer dengan posisi ke atas, letakkan aplikator pada mulut kontainer dan tekan untuk mengisi busa. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks dengan posisi berbaring. Dorong sampai busa keluar. Ketika menarik aplikator, pastikan untuk tidak menarik kembali pendorong karena busa dapat masuk kembali ke pendorong. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan. Aplikator sebaiknya digunakan untuk pribadi. Spermisida aerosol (busa) dimasukkan dengan segera, tidak lebih dari satu jam sebelum melakukan hubungan seksual.



Krim dan Jeli


Gambar spermisida bentuk krim dan jeli

Cara pemakaian:


Krim dan jeli dapat dimasukkan ke dalam vagina dengan aplikator dan atau mengoles di atas penis. Krim atau jeli biasanya digunakan dengan diafragma atau kap serviks, atau dapat juga digunakan bersama kondom. Masukkan spermisida 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Isi aplikator dengan krim atau jeli. Masukkan aplikator ke dalam vagina mendekati serviks. Pegang aplikator dan dorong sampai krim atau jeli keluar. Kemudian tarik aplikator keluar dari vagina. Aplikator segera dicuci menggunakan sabun dan air kemudian keringkan.


Cara memasukkan spermisida bentuk busa, krim atau jeli dengan inserter.


Gambar cara memasukkan spermisida bentuk busa krim atau jeli dengan inserter


Kontrasepsi Vagina Film/Tissue


Gambar spermisida bentuk film/tissue

Cara pemakaian:

Sebelum membuka kemasan, terlebih dahulu cuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Spermisida bentuk film/ tissue ini berupa kotak-kotak tipis yang larut dalam serviks. Untuk menggunakannya, lipat film menjadi dua dan kemudian letakkan di ujung jari. Masukkan jari Anda ke dalam vagina dan dorong film ke dalam vagina mendekati serviks. Keadaan jari yang kering dan cara memasukkan film secepat mungkin ke dalam vagina, akan membantu penempelan dan jari tidak menjadi lengket. Tunggu sekitar 15 menit agar film larut dan bekerja efektif.



Suppositoria


Gambar spermisida bentuk suppositoria



Cara pemakaian:

Suppositoria merupakan spermisida berbentuk kapsul yang dapat larut dalam vagina. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum membuka kemasan. Lepaskan tablet vagina atau suppositoria dari kemasan. Sambil berbaring, masukkan suppositoria jauh ke dalam vagina. Tunggu 10-15 menit sebelum melakukan hubungan seksual. Sediakan selalu tablet vagina atau suppositoria.


Cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria.


Gambar cara memasukkan spermisida bentuk suppositoria


Referensi

birth-control-comparison.info/spermicide.htm diunduh 8 Maret 2010, 05:56 PM.

emedicinehealth.com/birth_control_spermicides/article_em.htm diunduh 9 Maret 2010, 12:21 PM.

en.wikipedia.org/wiki/Spermicide diunduh 11 Maret 2010, 11:42 AM.

health.alberta.ca/documents/Birth-control-Spermicide.pdf diunduh 10 Maret 2010, 7:32 PM.

hu-berlin.de/sexology/ATLAS_EN/html/methods_of_contraception.html diunduh 10 Maret 2010, 7:24 PM.

Saifuddin, BA. 2008. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. (Bagian Kedua MK 24- MK 27).

lihat artikel selengkapnya - Cara Pakai Spermisida
------------------------------

Demam Chikungunya

Demam Chikungunya
























DEFINISI

Chikungunya berasal dari bahasa Shawill berdasarkan gejala pada penderita, yang berarti (posisi tubuh) meliuk atau melengkung, mengacu pada postur penderita yang membungkuk akibat nyeri sendi hebat (arthralgia). Nyeri sendi ini terjadi pada lutut pergelangan kaki serta persendian tangan dan kaki.
PENYEBAB

Demam Chikungunya disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIKV). CHIKV termasuk keluarga Togaviridae, Genus alphavirus, dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti.
GEJALA

Gejala utama terkena penyakit Chikungunya adalah tiba-tiba tubuh terasa demam diikuti dengan linu di persendian. Bahkan, karena salah satu gejala yang khas adalah timbulnya rasa pegal-pegal, ngilu, juga timbul rasa sakit pada tulang-tulang, ada yang menamainya sebagai demam tulang atau flu tulang. Dalam beberapa kasus didapatkan juga penderita yang terinfeksi tanpa menimbulkan gejala sama sekali atau silent virus chikungunya.

Penyakit ini tidak sampai menyebabkan kematian. Nyeri pada persendian tidak akan menyebabkan kelumpuhan. Setelah lewat lima hari, demam akan berangsur-angsur reda, rasa ngilu maupun nyeri pada persendian dan otot berkurang, dan penderitanya akan sembuh seperti semula. Penderita dalam beberapa waktu kemudian bisa menggerakkan tubuhnya seperti sedia kala.


Meskipun dalam beberapa kasus kadang rasa nyeri masih tertinggal selama berhari-hari sampai berbulan-bulan. Biasanya kondisi demikian terjadi pada penderita yang sebelumnya mempunyai riwayat sering nyeri tulang dan otot.

DIAGNOSA

Untuk memperoleh diagnosis akurat perlu beberapa uji serologik antara lain uji hambatan aglutinasi (HI), serum netralisasi, dan IgM capture ELISA. Tetapi pemeriksaan serologis ini hanya bermanfaant digunakan untuk kepentingan epidemiologis dan penelitian, tidak bermanfaat untuk kepentingan praktis klinis sehari-hari.
PENGOBATAN

Demam Chikungunya termasuk ?Self Limiting Disease? atau penyakit yang sembuh dengan sendirinya. Tak ada vaksin maupun obat khusus untuk penyakit ini. Pengobatan yang diberikan hanyalah terapi simtomatis atau menghilangkan gejala penyakitnya, seperti obat penghilang rasa sakit atau demam seperti golongan parasetamol. Sebaiknya dihindarkan penggunaan obat sejenis asetosal.

Antibiotika tidak diperlukan pada kasus ini. Penggunaan antibiotika dengan pertimbangan mencegah infeksi sekunder tidak bermanfaat.


Untuk memperbaiki keadaan umum penderita dianjurkan makan makanan yang bergizi, cukup karbohidrat dan terutama protein serta minum sebanyak mungkin. Perbanyak mengkonsumsi buah-buahan segar atau minum jus buah segar.


Pemberian vitamin peningkat daya tahan tubuh mungkin bermanfaat untuk penanganan penyakit. Selain vitamin, makanan yang mengandung cukup banyak protein dan karbohidrat juga meningkatkan daya tahan tubuh. Daya tahan tubuh yang bagus dan istirahat cukup bisa mempercepat penyembuhan penyakit. Minum banyak juga disarankan untuk mengatasi kebutuhan cairan yang meningkat saat terjadi demam.

PENCEGAHAN

Satu-satunya cara menghindari penyakit ini adalah membasmi nyamuk pembawa virusnya. Nyamuk ini, senang hidup dan berkembang biak di genangan air bersih seperti bak mandi, vas bunga, dan juga kaleng atau botol bekas yang menampung air bersih.

Nyamuk bercorak hitam putih ini juga senang hidup di benda-benda yang menggantung seperti baju-baju yang ada di belakang pintu kamar. Selain itu, nyamuk ini juga menyenangi tempat yang gelap dan pengap.


Mengingat penyebar penyakit ini adalah nyamuk Aedes aegypti maka cara terbaik untuk memutus rantai penularan adalah dengan memberantas nyamuk tersebut, sebagaimana sering disarankan dalam pemberantasan penyakit demam berdarah dengue.


Insektisida yang digunakan untuk membasmi nyamuk ini adalah dari golongan malation, sedangkan themopos untuk mematikan jentik-jentiknya.


Malation dipakai dengan cara pengasapan, bukan dengan menyemprotkan ke dinding. Hal ini karena Aedes aegypti tidak suka hinggap di dinding, melainkan pada benda-benda yang menggantung. Namun, pencegahan yang murah dan efektif untuk memberantas nyamuk ini adalah dengan cara menguras tempat penampungan air bersih, bak mandi, vas bunga dan sebagainya, paling tidak seminggu sekali, mengingat nyamuk tersebut berkembang biak dari telur sampai menjadi dewasa dalam kurun waktu 7-10 hari.


Halaman atau kebun di sekitar rumah harus bersih dari benda-benda yang memungkinkan menampung air bersih, terutama pada musim hujan seperti sekarang. Pintu dan jendela rumah sebaiknya dibuka setiap hari, mulai pagi hari sampai sore, agar udara segar dan sinar matahari dapat masuk, sehingga terjadi pertukaran udara dan pencahayaan yang sehat. Dengan demikian, tercipta lingkungan yang tidak ideal bagi nyamuk tersebut.


Pencegahan individu dapat dilakukan dengan cara khusus seperti penggunaan obat oles kulit (insect repellent) yang mengandung DEET atau zat aktif EPA lainnya. Penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang juga dianjurkan untuk dalam keadaan daerah tertentu yang sedang terjadi peningkatan kasus.

lihat artikel selengkapnya - Demam Chikungunya
------------------------------

Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
a. Faktor genetik
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal.

b. Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan faktor yang sangat menentukan tercapai atau tidaknya potensi bawaan.
Faktor lingkungan secara garis besar di bagi menjadi :
1) Faktor lingkungan yang mempengaruhi bayi pada waktu masih dalam lingkungan (faktor prenatal), antara lain :
Gizi ibu pada waktu hamil
Gizi ibu yang buruk sebelum maupun pada saat hamil, lebih sering menghasilkan bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan.
Mekanis
Trauma dan cairan ketuban yang kurang dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan.
Toksin/zat kimia
Masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen. Misalnya obat-obatan seperti thalidomide, phetidhine, obat-obat anti kanker dan sebagainya yang dapat menyebabkan kelainan bawaan.
Endokrin
Hormon-hormon yang mungkin berperan pada pertumbuhan janin, adalah somamotropin, hormon plasenta, hormon tiroid dan insulin.
Radiasi
Radiasi pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya.
Infeksi
Infeksi intra uterin yang sering menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH (Toxo plasmosis, Rubella, cytomegalovirus, Herpes simplex).
Stress
Dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain.
Imunitas
Rhesus atau ABO inkomtabilita sering menyebabkan abortus, kernikterus, atau lahir mati
Anoreksia embrio
Menurunnya oksigenisasi janin melalui gangguan pada plasenta atau tali pusat menyebabkan berat badan lahir rendah.

d. Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak setelah lahir (faktor postnatal ).

1) Lingkungan biologis antara lain :
a) Ras atau suku bangsa
Bangsa kulit putih mempunyai pertumbuhan somatik lebih tinggi dari pada bangsa asia.

b) Jenis kelamin
Walau belum di ketahui secara pasti banyak yang mengatakan bahwa bayi laki laki sering sakit di bandingkan bayi perempuan.
c) Umur
Umur paling rawan adalah masa Batita, oleh karena pada masa itu bayi mudah sakit dan mudah terjadi kurang gizi.
d) Gizi
Makan memegang peranan penting dalam tumbuh kembang bayi karena makanan bagi anak di butuhkan untuk pertumbuhan.
e) Perawatan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan dan menimbang bayi secara rutin setiap bulan akan menunjang tumbuh kembang bayi.
f) Kepekaan terhadap penyakit
Dalam imunisasi, di harapkan anak terhindar dari penyakit-penyakit yang sering menimbulkan cacat atau kematian.
g) Penyakit kronis
Anak yang menderita penyakit menahun akan terganggu tumbuh kembang dan pendidikannya
h) Fungsi metabolisma
Karena perbedaan dalam proses metabolisme pada berbagai umur, maka kebutuhan akan berbagai nutrien harus didasarkan atas perhitungan yang tepat dan memadai.

i) Hormon
Hormon-hormon yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang antara lain adalah :
Somatotropin atau “ growth hormon “
Merupakan pengatur utama pada pertumbuhan somatis terutama pertumbuhan kerangka
Hormon tiroid
Mempunyai fungsi pada metabolisme protein, karbohidrat dan lemak.
Glukortikoid
Mempunyai fungsi yang bertentangan dengan somatotropin tiroksin serta androgen, karena kortison mempunyai efek anabolik.
Hormon - hormon seks
Mempunyai peranan dalam reproduksi.

2) Faktor fisik antara lain
a) Cuaca, musim, keadaan geografis suatu daerah.
Musim kemarau panjang/bencana alam lainnya, dapat berdampak pada tumbuh kembang anak antara lain sebagai gagalnya panen, sehingga banyak anak yang kurang gizi.
b) Sanitasi
Akibat kebersihan yang kurang, maka anak akan sering sakit misalnya diare, hepatitis, malaria, dan sebagainya. Demikian pula polusi udara baik yang berasal dari pabrik, asap kendaraan atau asap rokok, dapat mempengaruhi terhadap tingginya angka kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ( ISPA )
c) Keadaan rumah : struktur bangunan, ventilasi, cahaya, dan kepadatan hunian
Keadaan perumahan yang layak dengan kontruksi bangunan yang tidak membahayakan penghuninya serta tidak penuh sesak akan menjamin kesehatan penghuninya.
d) Radiasi
Radiasi yang tinggi dapat mengganggu tumbuh kembang anak
3) Faktor psikososial
a) Stimulasi
Anak yang mendapat stimulasi yang terarah dan tertur akan lebih cepat berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang /tidak mendapat stimulasi.
b) Motivasi belajar
Motivasi belajar dapat ditimbulkan sejak dini dengan membersihkan lingkungan yang kondusif untuk belajar, misalnya sekolah yang tidak terlalu jauh, buku-buku, suasana yang tenang serta sarana lainnya.
c) Ganjaran atau hukuman
Kalau anak berbuat benar, maka wajib kita beri ganjaran misalnya pujian, ciuman, belaian, dan sebagainya. Sedangkan menghukum dengan cara yang wajar kalau anak berbuat salah, masih dibenarkan.
d) Kelompok sebaya
Untuk proses sosialisasi dengan lingkungannya anak memerlukan teman sebaya.
e) Stress
Stress pada bayi berpengaruh terhadap tumbuh kembangnya, misalnya bayi akan menarik diri, rendah diri, terlambat bicara dan sebagainya.
f) Sekolah
Dengan mendapat pendidikan yang baik, maka di harapkan dapat meningkatkan taraf hidup anak-anak tersebut.
g) Cinta dan kasih sayang
Anak memerlukan cinta dan kasih sayang serta perlakuan adil dari orang tuanya agar kelak menjadi anak yang tidak sombong dan bisa memberikan kasih sayangnya pula kepada sesamanya.
h) Kualitas interaksi anak-orang tua
Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua akan menimbulkan keakraban dalam keluarga.

4). Faktor keluarga dan adat istiadat, antara lain
a). Pekerjaan /pendapatan keluarga
Pendapatan keluarga yang memadai akan menunjang tumbuh kembang anak, karena orang tua dapat menyediakan semua kebutuhan anak baik primer maupun sekunder.


b). Pendidikan ayah /ibu
Dengan pendidikan yang baik maka orang tua dapat menerima segala informasi dari luar terutama tentang cara pengasuhan bayi yang baik, bagaimana menjaga kesehatan anaknya, pendidikannya dan sebagainya.
c). Jumlah saudara.
Jumlah saudara yang banyak pada keluarga dengan sosial ekonomi yang cukup akan mengakibatkan berkurangnya perhatian dan kasih sayang yang diterima anak. Sedangkan pada keluarga dengan sosial ekonomi yang kurang, akan mengakibatkan selain kurangnya kasih sayang dan perhatian pada anak, juga kebutuhan primer seperti makanan, sandang dan perumahan pun tidak terpenuhi.
d). Jenis kelamin dalam keluarga
Pada masyarakat tradisional, wanita mempunyai status yang lebih rendah di bandingkan laki laki, sehingga angka kematian bayi karena malnutrisi masih tinggi pada wanita.
e). Stabilitas rumah tangga
Tumbuh kembang anak akan berbeda pada keluarga yang harmonis, dibandingkan dengan mereka yang kurang harmonis.
f). Kepribadian ayah /ibu
Kepribadian ayah dan ibu yang terbuka tentang pengaruhnya berbeda terhadap tumbuh kembang anak, bila dibandingkan dengan mereka yang kepribadianya tertutup.
g). Adat istiadat, norma-norma, tabu-tabu
Adat istiadat yang berlaku di tiap daerah akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
h). Agama
Dengan memahami agama akan menuntun umatnya untuk berbuat kebaikan dan kebajikan.
i) Urbanisasi
Salah satu dampak dari urbanisasi adalah kemiskinan dengan segala permasahannya.
j) Kehidupan politik dalam masyarakat yang mempengaruhi prioritas kepentingan anak, anggaran dan lain lain.
lihat artikel selengkapnya - Faktor faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak
------------------------------

KOTAK PENCARIAN:

blog ini berisi ribuan artikel kesehatan, askep, askeb, KTI, silahkan pakai kolom pencarian berikut: